Lalu, bagaimana kualitas sneakers lokal?
Founder sekaligus Creative Director Rafheoo Footwear, Hendi Dermawan Putra mengatakan, sejatinya sneakers lokal tak ada bedanya dengan produk dari luar. Sebab, produk luar itu sebenarnya juga diproduksi di dalam negeri.
“Kalau kualitas, Nike, Adidas ada yang diproduksi Indonesia. Negara kita agak aneh dan bagus juga anehnya. Karena kita ini negara produsen tapi juga konsumtif. Sudah tahu negara kita produsen sepatu-sepatu bagus kaya Nike, Adidas, Converse, yang mahal-mahal kaya Converse Jepang dibuat Indonesia, diimpor Jepang dijual ke Indonesia,” katanya kepada
Selain kualitas, desain pun kerap dipertanyakan lantaran sneakers lokal kerap dianggap mirip dengan produk luar negeri. Terkait itu, pihaknya tak menepis.
Namun, dia menjelaskan, pada dasarnya tidak ada bentuk yang benar-benar baru. Menurutnya, yang ada ialah produsen terinspirasi kemudian memodifikasi yang telah ada.
Hal serupa, lanjutnya, juga dilakukan oleh brand-brand ternama dari luar negeri.
“Di awalnya brand lokal seperti itu, cuma cepat atau lambat mereka bikin siluet-siluet sendiri. Brand-brand besar di luar negeri dia memodifikasi dari desain yang udah ada,” paparnya.
Sementara, Chief Operational Officer Saint Barkley, Muhammad Helmi Imaduddin bercerita kualitas memang menjadi satu tantangan tersendiri. Dia bilang, kualitas Saint Barkley sendiri mulanya juga tidak terlalu baik sehingga dirinya kerap menerima keluhan dari konsumen.
Namun, pihaknya terus melakukan pengembangan sehingga produknya bisa diterima masyarakat.
“Ya mulai dari situ sampai sekarang kita terus develop kualitas yang bagus seperti apa. Kita bisa ngomong kualitas sekarang sudah bagus, tapi tetap harus develop ya namanya jualan harus cari teknologi yang baru lagi,” ujarnya.